Untukmu Mahasiswa

Author: BEM Fakultas Ekonomi UNSOED /

Oleh : Helmy Shoim Pramudyarto
Presiden BEM FE Unsoed 2009


Sumpah Mahasiswa Indonesia
Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah,
Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan.
Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah,
Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan.
Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah,
Berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan.


Begitulah semangat yang dapat kita tangkap dari apa yang dilakukan oleh mahasiswa pada waktu menggulingkan Orde Baru Soeharto dulu. Semangat untuk meninggalkan rezim yang menindas, semangat untuk menegakkan keadilan, dan juga semangat ksatria untuk bersikap jujur.
Kawan-kawan, saat ini kita tidak sedang bernostalgia mengenang gelombang semangat mahasiswa masa lalu. Saat ini kita tidak sedang membaca sejarah masa lalu yang sangat heroik. Akan tetapi saat ini adalah fase dimana kita harus melanjutkan rentetan peristiwa sebelumnya untuk menjadi sebuah narasi sejarah yang penuh dengan tinta emas peran mahasiswa di dalamnya.
Dalam sejarah negara ini peran pemuda/mahasiswa sangatlah memegang peranan dalam merubah wajah bangsa. Hasan Al Banna memaknai pemuda/mahasiswa dengan luar biasa, beliau mengatakan, ”Berikan aku seribu pemuda maka akan aku taklukan dunia”. Pun halnya Soekarno dalam sebuah pidatonya mengatakan, ”Beri aku sepuluh pemuda maka akan aku jayakan Indonesia”. Dengan potensi yang ada baik umur, fisik, intelektualitas dan semangat juang yang tinggi sehingga menjadikan mahasiswa adalah agen perubahan atau bahkan menjadi director of change.
Pada hakekatnya, mahasiswa dengan segala potensi yang ada juga merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat yang hasil pemikiran serta gerakan nyatanya sangatlah ditunggu-tunggu demi mewujudkan perbaikan bagi bangsa ini.
Bagi mahasiswa Unsoed angkatan 2009, di hadapan kalian sudah menunggu beberapa agenda perjuangan yang membutuhkan peran aktif kalian. Saat ini ada tiga agenda besar yang nantinya akan kita hadapi bersama, yaitu :

1. Pergantian kepemimpinan di kampus
Pada Oktober nanti Unsoed akan melantik Rektor untuk periode 2009-2013. Dan pada Februari akan disusul dengan pelantikan para pembantu rektor yang kemungkinan proses pemilihannya akan dimulai pada bulan Oktober. Dalam hal ini mahasiswa harus mampu menjadi control power dan balance power. Mengapa? Karena selama ini mahasiswa tidak dilibatkan dalam kebijakan kampus. Pemimpin kampus ini haruslah sosok yang pro mahasiswa dan pro rakyat, pemimpin yang mampu mewujudkan Unsoed menjadi kampus demokratis dan pemimpin yang siap mewujudkan tata kelola organisasi yang baik juga bersih.

2. Peralihan status Unsoed
Berdasarkan rencana strategis Unsoed yang telah disusun, bahwa paling lambat tahun 2011 Unsoed akan menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dan berdasar UU no. 12 tentang Badan Hukum Pendidikan maka paling lambat tahun 2013 Unsoed harus sudah menjadi Badan Hukum Pendidikan (BHP). Inilah perubahan yang sangat mendasar yang nantinya akan menjadikan pendidikan dikelola secara otonom oleh pihak kampus. Dan disinyalir inilah awal mula praktek komersialisasi pendidikan. Dimana kampus akan menyusun anggaran sendiri dan mempunyai kewajiban untuk memenuhinya tanpa bergantung sepenuhnya kepada negara. Sehingga ke depan tidak mengherankan jika pendidikan akan menjadi komoditas yang dinilai berdasarkan kekuatan uang.
Kawan-kawanku, sejatinya Pendidikan adalah HAK rakyat yang WAJIB dipenuhi oleh pemerintah bukan KEWAJIBAN rakyat untuk membiayai dan bukan HAK pemerintah atau institusi kampus untuk mengambil keuntungan dari pendidikan itu. Oleh karena itu perubahan status Unsoed tersebut jangan sampai menjadikan pendidikan menjadi menara gading yang tidak dapat dijangkau oleh rakyat. Jangan sampai kalian hanya diam tak berdaya menghadapi berbagai perubahan tersebut. Karena hanya pengecut yang diam melihat perubahan yang terjadi tanpa ada upaya untuk mengkritisi dan terlibat di dalamnya.

3. Pergantian kepemimpinan nasional
Apabila mahasiswa angkatan ’66 mampu menumbangkan rezim orde lama dan mahasiswa angkatan ’98 mampu menumbangkan rezim otoriter orde baru maka tidak menutup kemungkinan bagi kita saat ini untuk mengulangi sejarah tersebut. Tentu saja apabila pemerintahan yang mendatang adalah pemerintahan yang otoriter, dhzolim, menindas rakyat, dan mengingkari amanat rakyat. Mahasiswa sebagai gerakan ekstraparlementariat, sebagai gerakan moral yang independen harus selalu lantang untuk menyuarakan kepentingan rakyat dan kepentingan nasional. Dan saat ini pemerintahan yang baru di negeri ini akan segera terbentuk.

Itulah beberapa agenda strategis yang akan kita hadapi ke depan. Selain itu masih ada permasalahan pelik bangsa ini seperti, bobroknya pendidikan, permasalahan kemiskinan, pemberantasan korupsi, dan berbagai permasalahan lainnya. Kesemuanya tadi dapat kita jadikan sebagai momentum untuk mengembalikan semangat perjuangan mahasiswa yang terlihat melemah pasca reformasi.
Kawan-kawanku, kita bukankah manusia super yang akan menyelesaikan semua persoalan tersebut sendirian. Akan tetapi dibutuhkan kerja sama atau amal jama’i untuk menyelesaikannya. Dan kita bukan pengecut yang diam serta mengeluh dengan kondisi yang ada tanpa ada langkah nyata untuk mengambil peran guna menyelesaikan permasalahan tersebut. Kepedulian dan kesadaran adalah kata kunci bagi kita untuk selalu mengingat tanggung jawab besar sebagai mahasiswa.
Yang dibutuhkan bangsa ini ialah mahasiswa yang mandiri, jujur dan percaya diri. Mahasiswa yang memiliki militansi untuk menjadikan negeri ini penuh dengan rasa keadilan, jauh dari tindakan penindasan dan menjunjung tinggi kejujuran.
Semoga kalian adalah mahasiswa yang memiliki prestasi akademik cemerlang akan tetapi tidak melupakan tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang secara otomatis kalian emban tanpa bisa ditawar lagi. Selain itu jangan lupa untuk menghidupkan tiga tradisi mahasiswa, yaitu tradisi membaca, tradisi menulis dan tradisi berdiskusi.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan tanggapan anda..
Saran & Kritik kami terima dengan tangan terbuka. Terima Kasih..